Sebagai mahasiswa, saya sering kali harus membagi waktu antara kuliah, tugas, dan upaya terus-menerus untuk mengelola keuangan saya.
Baru-baru ini, saya berkesempatan membaca “The Psychology of Money“ karya Morgan Housel, dan tanpa saya duga buku ini akan memberi saya wawasan yang sangat berharga untuk memahami dan membentuk kembali hubungan saya dengan uang.
Perspektif Mahasiswa Tentang Psikologi Uang
Dalam artikel ini, saya akan membahas bagaimana buku ini memengaruhi perspektif dan keputusan saya sebagai mahasiswa.
Bayangkan seorang mahasiswa, dengan cermat memetakan pengeluaran semester mereka — mulai dari buku pelajaran hingga bahan makanan, dan sesekali memanjakan diri.
Kebijaksanaan Housel terwujud dalam sesi penganggaran ini. Pengalaman pribadi, latar belakang budaya, dan persepsi risiko kita bertindak sebagai bintang penuntun, yang membentuk kompas keuangan kita.
Menjadi jelas bahwa pilihan yang kita buat bukanlah keputusan yang terisolasi tetapi merupakan puncak dari masa lalu, masa kini, dan masa depan kita.
Melalui sudut pandang Bab 1, kita mulai memahami pilihan finansial sebagai tarian rumit antara psikologi dan kepraktisan. Latar belakang dan sikap kita terhadap risiko yang berbeda-beda membentuk sudut pandang kita dalam melihat peluang dan risiko.
Kesadaran ini menjadi Bintang Utara kita, yang membimbing kita melalui liku-liku keputusan finansial selama perjalanan kuliah kita.
Keberuntungan dan Risiko: Menavigasi Koin Kehidupan
Bagi mahasiswa yang harus berjuang di antara kegiatan akademis dan kenyataan finansial, buku ini mengajak kita pada perjalanan melalui keseimbangan yang rumit antara keberuntungan dan risiko.
Penggambaran Housel tentang keberuntungan dan risiko sebagai dua sisi mata uang menyentuh hati kita saat kita mengarungi ketidakpastian jalur pendidikan kita. Pelajaran yang dijalin melalui bab ini menjadi benang yang menjalin jalinan pengalaman kuliah kita.
Bayangkan mahasiswa bergulat dengan keputusan untuk mengambil mata kuliah yang tidak konvensional atau mengejar peluang yang tidak dikenal. Eksplorasi Housel tentang sifat keberuntungan dan risiko yang saling terkait bergema saat kita menimbang pilihan kita terhadap hasil yang mungkin terjadi.
Perjalanan kuliah kita, seperti era Depresi Besar yang dibahas, menawarkan gambaran kecil tentang medan kehidupan yang tidak pasti — di mana mengambil risiko dapat mengarah pada kemunduran dan kemenangan.
Kearifan yang dipetik dari bab ini merupakan pelampung di lautan keputusan kuliah. Sebagai mahasiswa, kami menyadari bahwa merangkul keseimbangan antara keberuntungan dan risiko menumbuhkan rasa rendah hati.
Kami mencoba magang, proyek penelitian, dan tantangan akademis, sepenuhnya menyadari bahwa kesuksesan dan kegagalan sering kali berjalan beriringan.
Dalam rangkaian usaha kami di perguruan tinggi, pelajaran dari Bab 2 terukir dalam. Dengan setiap risiko yang diambil, kami menerima hal-hal yang tidak terduga dan mengakui peran keberuntungan dalam perjalanan kami.
Baik saat kami melangkah ke panggung akademis atau menapaki jalan keputusan finansial, pengetahuan bahwa kerendahan hati menyertai keseimbangan keberuntungan dan risiko menjadi cahaya penuntun kami.
Kepuasan dan Konsistensi
Saat mahasiswa menapaki jalan di dunia akademis, buku ini mencerminkan pencarian kita akan kepuasan dan konsistensi. Sama seperti perjalanan akademis yang mendorong kita untuk menikmati setiap momen dan subjek, Housel membimbing kita untuk menghargai nuansa perjalanan finansial kita.
Bayangkan seorang siswa, yang tenggelam dalam kegiatan belajar dan ekstrakurikuler, belajar menikmati ilmu yang diperoleh daripada terus-menerus membandingkan diri dengan teman sebaya. Di sisi lain, Housel mendorong kita untuk menemukan kepuasan dalam perjalanan finansial kita, mengingatkan kita bahwa mengejar lebih banyak hal dapat mengurangi rasa syukur atas apa yang sudah kita miliki.
Persamaan antara perguruan tinggi dan keuangan meluas hingga ke prinsip konsistensi. Kegiatan akademis kita menggambarkan kekuatan untuk hadir, mendedikasikan upaya yang konsisten untuk melihat pertumbuhan jangka panjang.
Hal ini mencerminkan kebijaksanaan Housel tentang prinsip peracikan — sama seperti kemajuan akademis yang konsisten mengumpulkan pengetahuan, investasi keuangan yang konsisten menghasilkan kekayaan dari waktu ke waktu.
Sebagai mahasiswa, kita memahami investasi awal Warren Buffett, di mana tindakan kecil yang konsisten menghasilkan hasil yang monumental. Hal ini sejalan dengan perjalanan akademis kita — belajar dengan tekun untuk mendapatkan keuntungan tambahan.
Pelajaran dari Housel menanamkan tujuan dalam kehidupan kuliah kita dan mengingatkan kita bahwa konsistensi, baik dalam studi maupun pilihan finansial, adalah landasan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Kekayaan: Mencapai dan Mempertahankannya
Bab 5 dan 6 mengungkap narasi yang sangat sesuai dengan perjalanan kuliah kita, yang mencerminkan perkembangan kita dari akumulasi ke pelestarian. Dalam dunia yang terobsesi dengan perolehan, wacana Housel tentang ‘cukup’ sejajar dengan upaya kita untuk tetap kaya — menyadari bahwa kekayaan sejati dicapai ketika kita merangkul kerendahan hati dan memahami keterbatasan kita.
Bayangkan mahasiswa yang berusaha menyeimbangkan akademis, kehidupan sosial, dan kesejahteraan pribadi. Sama seperti memahami batasan kita dan menemukan keseimbangan yang penting bagi pengalaman kuliah kita, Housel menekankan pentingnya menyadari kapan kita telah mencapai ‘cukup’ secara finansial.
Wahyu ini sejalan dengan kehidupan mahasiswa kita, mengingatkan kita bahwa kepuasan adalah pendorong yang kuat dalam mengejar kekayaan.
Buku ini bergema dengan tantangan yang kita hadapi baik dalam dunia akademis maupun keuangan. Sama seperti perguruan tinggi yang memperlihatkan kita pada spektrum cobaan dan pertumbuhan, wawasan Housel mengungkapkan bahwa menerima kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan di masa depan.
Pelajaran ini bergema saat kita menghadapi rintangan akademis, memahami bahwa ketahanan di tengah tantangan adalah kuncinya.
Dalam bab-bab tentang kekayaan, Housel menyelaraskan narasi kuliah kita dengan ranah keuangan. Sama seperti kita beralih dari mengejar pengetahuan ke penerapannya, kita belajar untuk beralih dari akumulasi kekayaan ke pelestariannya.
Dengan setiap halaman yang dibalik, kita menyadari bahwa prinsip-prinsip yang memandu perjalanan akademis kita sering kali mencerminkan prinsip-prinsip yang memandu keputusan keuangan kita, menenun jalinan kebijaksanaan yang mendukung kita di kedua sisi.
Kebebasan dan Persepsi
Dalam buku ini, intisari kehidupan kampus dijalin dengan cermat ke dalam jalinan kebijaksanaan finansial. Dalam Bab 7 (Kebebasan), betapa berharganya waktu selaras dengan tuntutan perjalanan kuliah kita untuk manajemen waktu yang efisien. Menyeimbangkan kuliah, tugas, dan eksplorasi pribadi mencerminkan pelajaran berharga tentang memanfaatkan waktu secara bijak dalam bidang keuangan.
Bayangkan seorang mahasiswa, yang dengan cermat mengalokasikan waktu untuk belajar, kegiatan ekstrakurikuler, dan momen-momen berharga. Di sini, kebijaksanaan Housel bergema saat kita merenungkan betapa bijaknya kita mengelola waktu.
Sumber daya yang berharga ini, setelah digunakan, tidak dapat diperoleh kembali — sebuah sentimen yang mencerminkan upaya akademis kita. Saat kita mengalokasikan waktu untuk belajar, berinteraksi, dan introspeksi, bab ini mengingatkan kita untuk menghargai setiap momen.
Kearifan Bab 8 menyatu dengan sempurna dengan etos kehidupan kampus. Sama seperti prestasi, bukan harta benda, yang mendapatkan rasa hormat di dunia akademis, wawasan Housel menekankan bahwa persepsi melampaui kekayaan yang tampak.
Kita menghargai prestasi akademis rekan-rekan kita tanpa rasa iri, yang merupakan cerminan dari pesan bab tersebut. Saat kita mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang kekayaan, kita belajar bahwa rasa hormat diperoleh tidak hanya melalui harta benda yang mewah, tetapi melalui prestasi, kebijaksanaan, dan karakter.
Kekayaan Tersembunyi dan Fleksibilitas Finansial
Kearifan Housel menggemakan perjalanan kuliah kita, secara halus membentuk perspektif kita tentang nilai dan kemampuan beradaptasi. Sama seperti pengalaman kuliah yang diperkaya oleh prestasi yang tidak terlihat, gagasan Housel tentang kekayaan tersembunyi juga selaras.
Ini adalah pengingat yang lembut bahwa nilai sejati sering kali berada di bawah permukaan — dalam pertumbuhan pribadi, hubungan, dan pengalaman yang menentukan perjalanan akademis kita.
Sebagai mahasiswa, kami menganut seruan Bab 10 (Menabung) untuk fleksibilitas finansial. Jalur akademis kami mencerminkan sentimen ini, karena kami berusaha mengatasi tantangan yang tak terduga.
Sama seperti menabung tanpa tujuan akademis tertentu, kami bersiap menghadapi pengeluaran dan peluang yang tak terduga. Konsep fleksibilitas finansial menjadi kompas kami, mengarahkan kami melewati liku-liku kehidupan kampus dengan kesiapan dan keyakinan.
Dalam bab-bab ini, Housel dengan elegan merangkai benang-benang kebijaksanaan finansial ke dalam jalinan pengalaman kuliah kita. Saat kita merenungkan nilai waktu, prestasi, kekayaan tersembunyi, dan fleksibilitas finansial, kita melihat korelasi mendalam antara kedua domain tersebut.
Wawasan Housel menawarkan sudut pandang unik yang melaluinya kita memandang perjalanan akademis kita, yang memberikan makna dan perspektif baru pada tahun-tahun kuliah kita.
Investasi Wajar dan Belajar dari Sejarah
Bab ini menggambarkan kemiripan yang mencolok antara investasi yang bijaksana dan pengejaran pengetahuan yang tak kenal lelah oleh mahasiswa. Dorongan Bab 11 untuk melakukan investasi yang wajar sejalan dengan dedikasi kita terhadap kegiatan akademis.
Sama seperti mahasiswa yang gigih menghadapi tantangan perkuliahan, kita menghadapi ketidakpastian finansial dengan tekad. Persamaannya jelas — sama seperti kita berinvestasi dalam pendidikan, kita juga berinvestasi dalam pilihan finansial yang bijaksana.
Bayangkan seorang siswa, bertekad untuk berprestasi secara akademis, memilih mata pelajaran yang sesuai dengan kekuatan dan minatnya. Dalam konteks yang sama, Bab 11 memandu kita untuk berinvestasi secara wajar, membuat pilihan yang sesuai dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko kita.
Bab-bab tersebut saling terkait, mengingatkan kita bahwa sama seperti kita bertahan melalui tantangan akademis, kita menavigasi lanskap keuangan dengan pola pikir yang teguh.
Bab 12 (Kejutan!) memperkuat kebutuhan akan kemampuan beradaptasi, yang mencerminkan evolusi perjalanan kuliah kita. Sebagai mahasiswa, kita menyaksikan perubahan lanskap akademis kita, yang menuntut fleksibilitas dan keterbukaan kita terhadap ide-ide baru.
Demikian pula, Housel menggarisbawahi bahwa sejarah tidak selalu menjadi panduan yang dapat diandalkan dalam keuangan. Sentimen ini selaras dengan pengalaman kuliah kita — sama seperti kita belajar dari perspektif sejarah, kita juga memahami bahwa dunia saat ini terus berkembang.
Merangkul Perubahan dan Ruang untuk Kesalahan
Bab 13 dan 14 mencerminkan esensi dari merangkul perubahan sambil mempertahankan komitmen — sebuah filosofi yang melekat pada kehidupan kampus. Sama seperti tujuan akademis kita yang terus berkembang, kita belajar untuk beradaptasi sambil tetap setia pada prinsip-prinsip inti kita.
Kearifan Bab 13 sejalan dengan perjalanan kuliah — seiring dengan perubahan aspirasi kita, kita beradaptasi, merangkul sifat kehidupan dan akademis yang terus berkembang.
Bayangkan seorang mahasiswa, yang berkomitmen pada studinya sambil tetap terbuka terhadap sifat dinamis perolehan pengetahuan. Demikian pula, Bab 13 mendorong kita untuk menerima perubahan dalam usaha finansial kita, dengan menyadari bahwa pertumbuhan memerlukan kemauan untuk beradaptasi.
Pola pikir ini selaras dengan lintasan kuliah kita, di mana kemampuan beradaptasi dan pertumbuhan saling terkait.
Bab 14 (Anda Akan Berubah) memperkuat korelasi antara konsistensi akademis dan finansial. Sama seperti tujuan akademis kita yang berubah seiring waktu, demikian pula tujuan finansial kita.
Namun, menjaga konsistensi di tengah evolusi memastikan kemajuan. Saat kita menavigasi perubahan tugas kuliah dan tantangan akademis, paralelnya terlihat jelas — sama seperti kita menyesuaikan jalur akademis kita sambil tetap berkomitmen, kita melakukan hal yang sama dalam perjalanan finansial kita.
Wawasan Housel sangat menyentuh, memadukan narasi kuliah kita dengan kebijaksanaan finansial. Dalam bab-bab ini, kita menemukan gema ketekunan, kemampuan beradaptasi, dan pertumbuhan akademis kita, yang tercermin dalam bidang keuangan. Saat kita bertransisi melalui kuliah, jalinan perjalanan akademis kita menyatu dengan mulus dengan kanvas pemahaman finansial, yang memperkaya kedua aspek kehidupan kita.
Memahami Biaya dan Berbagai Jadwal Waktu
Housel mengungkap sifat saling terkait dari kebijaksanaan investasi dan beragam jalur yang kita lalui di perguruan tinggi. Bab 15 (Tidak Ada yang Gratis) mengajak kita untuk memahami biaya investasi, yang sejalan dengan pengawasan yang kita terapkan saat menilai nilai kegiatan akademis.
Sama seperti kita menimbang manfaat suatu mata kuliah dengan usahanya, pesan Housel menggarisbawahi pentingnya keputusan yang terinformasi dibandingkan risiko yang tidak ditanggung, yang selaras dengan pendekatan kita terhadap pilihan akademis.
Bayangkan seorang siswa dengan cermat mengevaluasi nilai setiap usaha akademis. Di sini, persamaan muncul saat kita mendalami pemahaman tentang biaya investasi. Proses menimbang biaya dengan manfaat mencerminkan pola pikir akademis, di mana kita menilai nilai kursus, proyek, dan komitmen.
Sama seperti keputusan akademis yang tepat mengarah pada pertumbuhan, Housel mendorong kita untuk membuat pilihan keuangan yang tepat untuk keuntungan jangka panjang.
Bab 16 secara elegan menyatu dengan beragamnya alur waktu akademis di perguruan tinggi. Perjalanan kita melalui pendidikan tinggi adalah perjalanan kita sendiri, bercabang ke berbagai jalur pembelajaran dan eksplorasi.
Demikian pula, penekanan Bab 16 pada beragam alur waktu investasi selaras. Wawasan Housel mengingatkan kita bahwa sama seperti kita menghargai perjalanan akademis rekan sejawat yang berbeda, kita juga mengakui berbagai sudut pandang keuangan.
Menyeimbangkan Optimisme dan Ketahanan
Buku ini mencerminkan esensi kehidupan kampus: keseimbangan yang rumit antara optimisme dan ketahanan. Sebagai mahasiswa, kita memahami keseimbangan ini dengan baik – menghadapi tantangan akademis dengan optimisme, sambil tetap tangguh dalam menghadapi kesulitan. Seruan Housel untuk menavigasi ketidakpastian finansial dengan perpaduan harapan dan kehati-hatian bergema secara mendalam.
Bayangkan seorang siswa yang percaya diri dalam upaya akademisnya, tetapi siap menghadapi tantangan. Hal ini mencerminkan pesan Bab 17 – merangkul optimisme sambil bersikap hati-hati dan mudah beradaptasi. Saat kita mendekati hal-hal yang tidak diketahui dalam dunia akademis dengan perspektif yang seimbang, kebijaksanaan Housel memberdayakan kita untuk mengadopsi pola pikir yang sama dalam usaha keuangan.
Kemampuan untuk menavigasi ketidakpastian secara fleksibel mendorong pertumbuhan, baik dalam bidang akademis maupun dunia keuangan.
Saat Anda Akan Percaya Apa Pun & Semua Bersama Sekarang
Bab ini mengungkap benang-benang tak kasatmata yang dijalin narasi dalam keputusan finansial kita. Ini seperti mengintip ke dalam dunia rahasia tempat cerita memiliki pengaruh lebih besar daripada yang kita bayangkan.
Ternyata, cerita adalah MVP ekonomi yang sesungguhnya. Gagasan bahwa kerinduan kita akan sesuatu yang benar dapat membuat kita percaya pada cerita yang mengada-ada ternyata menggema.
Saya telah terbuai oleh cerita-cerita yang menjanjikan kesuksesan, bahkan ketika angka-angka mengatakan sebaliknya. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa kita bergantung pada nasihat investasi yang kadang tidak akurat? Bab ini menyoroti bahwa sebagian besar reksa dana yang aktif berkinerja lebih buruk daripada tolok ukur.
Ini seperti cermin bagi kecenderungan kita untuk membentuk cerita yang lengkap dari informasi yang tidak lengkap.
Pengalaman masa lalu sangat dekat, menunjukkan bagaimana kita percaya bahwa dunia dapat dipahami setelah kejadian. Pengingat bahwa perspektif kita dibatasi oleh pengalaman menyentuh hati kita. Ini adalah pemeriksaan realitas untuk mengingat betapa banyak yang tidak kita ketahui dan bagaimana hal itu memengaruhi kepercayaan diri kita.
Ilusi kendali versus realitas ketidakpastian membuat saya berpikir, terutama dalam lanskap perguruan tinggi yang tidak dapat diprediksi. Ini adalah pelajaran yang bergema di luar keuangan, berlaku saat saya menjalani ujian dan jalur masa depan.
Dengan mempertimbangkan persaingan dan tren yang berubah di perguruan tinggi, ide-ide dalam bab ini sejalan dengan perjalanan kita. Sama seperti keberhasilan perusahaan rintisan bergantung pada pesaing dan pasar, perjalanan akademis kita juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada di luar kendali kita.
Singkatnya, Bab 18 mengungkap pengaruh narasi dalam membentuk pilihan finansial kita. Buku ini mendorong saya untuk bersikap rendah hati dan menerima hal yang tidak diketahui di dunia tempat cerita dapat mengaburkan kenyataan.
Semua Bersama Sekarang
Bab 19 terasa seperti lembar contekan untuk kehidupan. Ini adalah versi ringkas dari pelajaran buku yang akan terus saya baca. Bayangkan kesuksesan tanpa ego dan kegagalan yang dihadapi dengan belas kasih. Ini seperti panduan untuk menjalani kuliah, mengingatkan kita untuk tetap membumi dalam kemenangan dan belajar dari kemunduran.
Persamaan “Ego yang lebih sedikit sama dengan kekayaan yang lebih banyak” menarik. Persamaan ini mengingatkan kita bahwa bersikap rendah hati dapat menghasilkan pengalaman yang lebih kaya — seperti perjalanan kuliah kita di mana pertumbuhan datang dari tantangan. Lalu ada gagasan tentang penggunaan uang untuk mengendalikan waktu.
Sebagai mahasiswa, waktu adalah sumber daya kita yang paling berharga. Memperoleh kendali atas waktu terdengar seperti mimpi yang kita semua kejar.
Pesan bab ini tentang kebaikan dan kerendahan hati atas pamer kekayaan yang mencolok berbicara banyak. Dalam dunia persaingan, menjadi orang baik yang sejati lebih menonjol daripada memamerkan kekayaan.
Bab 19 terasa seperti nasihat mentor bagi mahasiswa. Bab ini mendorong kita untuk menerima setiap pengalaman, memprioritaskan apa yang benar-benar penting, dan membiarkan karakter kita bersinar. Dalam pusaran kehidupan kampus ini, bab ini adalah kompas yang menunjuk ke arah jalan yang lebih bermakna. Bab ini adalah pengingat untuk bersikap baik, tetap rendah hati, dan membangun kehidupan yang benar-benar memperkaya.
Pengakuan: Mengelola Keuangan dalam Kehidupan Kampus
Bab Terakhir terasa seperti obrolan ramah dengan seorang pemandu keuangan. Morgan Housel berbagi kebiasaan keuangannya, dan ini seperti mendapatkan kiat dari seorang teman yang berpengalaman.
Gagasan bahwa apa yang berhasil bagi satu orang mungkin tidak berhasil bagi orang lain dapat diterima. Di perguruan tinggi, kita semua berada di jalur yang unik, dan menemukan alur keuangan kita seperti memilih jurusan — itu bersifat pribadi.
Kisah pertanyaan wawancara investor miliarder Sandy Gottesman — “Apa yang Anda miliki, dan mengapa?” — menyentuh hati. Pertanyaan itu mendorong kita untuk berpikir melampaui nasihat rasional dan mempertimbangkan apa yang selaras dengan diri kita secara pribadi.
Kutipan dari Charlie Munger, “Saya tidak bermaksud menjadi kaya, saya hanya ingin mandiri,”
adalah sesuatu yang membuka mata. Kehidupan kampus sering kali berkisar pada pengejaran kemandirian, dan sangat menarik bagaimana hal itu berkaitan dengan pilihan finansial.
Kemandirian, seperti kata Housel, bukan tentang berhenti bekerja; ini tentang melakukan apa yang kita sukai, dengan orang-orang yang kita hargai, sesuai keinginan kita. Di perguruan tinggi, kita sedang mengukir jalan kita, dan kemandirian dalam pengambilan keputusan adalah hal yang memberdayakan.
Ini adalah pengingat bahwa pilihan uang bukan hanya tentang angka — tetapi tentang emosi dan kedamaian.
Strategi investasi Housel — rata-rata biaya dolar menjadi dana indeks berbiaya rendah — terasa seperti rutinitas belajar yang dirancang untuk meraih kesuksesan. Ini paralel dengan kehidupan kampus, di mana konsistensi sering kali memenangkan permainan.
Bab 20 terasa seperti duduk bersama mentor keuangan yang memahami perjalanan kuliah. Bab ini tentang menyelaraskan pilihan keuangan dengan aspirasi pribadi dan membuka jalan menuju kemandirian, seperti perjalanan kita melalui pendidikan tinggi.
Menjembatani Kehidupan dan Keuangan dengan Kebijaksanaan
“The Psychology of Money” Buku ini memadukan psikologi, pendidikan, dan keuangan menjadi sebuah karya yang menggambarkan perjalanan kita. Dari persepsi tentang uang hingga optimisme, buku ini selaras dengan tantangan akademis kita.
Setiap bab mencerminkan psikologi kehidupan – emosi, pilihan, pertumbuhan – yang mencerminkan pengalaman kita.
Saat kita merenungkan wawasan ini, “The Psychology of Money“ bukan sekadar nasihat keuangan; ini adalah peta jalan untuk kehidupan. Buku ini mengajarkan kita untuk membuat pilihan yang selaras dengan jalan hidup kita, menavigasi ketidakpastian, dan menemukan kepuasan.
Pelajaran ini mempersiapkan kita untuk keputusan akademis dan keuangan, menyelaraskan pengetahuan, pilihan, dan pertumbuhan.
Sebagai penutup, buku ini terjalin erat dengan perjalanan kita, menawarkan kebijaksanaan untuk pendidikan dan keuangan.
Mari kita rangkul wawasannya saat kita menjalani kuliah dan seterusnya, berbekal kebijaksanaan yang menjembatani psikologi, pendidikan, dan pemahaman keuangan.
REFERENSI
Asosiasi Psikologi Indonesia. (2024). Penggunaan Media Sosial Terkait dengan Perspektif Mahasiswa Tentang Psikologi Uang.